SIKLAMAT
Siklamat adalah pemanis buatan yang masih
populer di Indonesia. Pemanis buatan ini merupakan garam natrium dari asam
siklamat. siklamat menimbulkan rasa manis tanpa rasa ikutan (tidak ada after
taste-nya). Sifat siklamat sangat mudah larut dalam air dan mempunyai tingkat
kemanisan 30 kali gula. Dalam perdagangan dikenal sebagai Assugrin, Sucaryl,
dan Sucrosa. *Sedangkan sakarin merupakan garam natrium dari asam sakarin.
Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 200-700 kali gula. Dalam
perdagangan dikenal dengan nama Gucide, Glucid, Garantose, Saccharimol,
Saccharol, dan Sykosa. Harga sakarin paling murah dibanding dengan pemanis
buatan lainnya. Karena itu, sakarin banyak digunakan pedagang kecil. Pemanis
buatan banyak menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia. Siklamat dan sakarin
dapat menyebabkan kanker kandung kemih dan migrain. Siklamat memunculkan banyak
gangguan bagi kesehatan, di antaranya tremor, migrain dan sakit kepala,
kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare,
sakit perut, alergi, impotensi dan gangguan seksual, kebotakan, dan kanker
otak. *Sorbitol, suatu poliol (alkohol gula), bahan pemanis yang ditemukan
dalam berbagai produk makanan. Rumus kimiawi C6H14O6, struktur molekulnya mirip
dengan glukosa, hanya gugus aldehide pada glukosa diganti menjadi gugus
alkohol. Kemanisan sorbitol sekitar 60% dari kemanisan sukrosa (gula tebu)
dengan ukuran kalori sekitar sepertiganya. Rasanya lembut di mulut dengan rasa
manis . orbitol dapat mengakibatkan nyeri pada perut, dan diare. Sorbitol juga
dapat memperburuk Sindrom usus Bahkan karena tidak diet sorbitol, sel
memproduksi sorbitol alami.Bila terlalu banyak sorbitol dihasilkan di dalam
sel, dapat menyebabkan kerusakan.
Siklamat memiliki nama dagang yang
dikenal sebagai Assugrin, Sucaryl, dan Sugar Twin dan Weight Watchers.siklamat
lebih banyak digunakan oleh produsen tingkat industri besar, disebabkan
sifatnya yang tidak menimbulkan ‘after taste’ pahit serta sifatnya yang mudah
larut dan tahan panas, sehingga banyak digunakan terutama dalam produk-produk
minuman ringan.
Siklamat adalah pemanis buatan yang
cukup murah. Memiliki rasa manis 30-50 kali gula pasir, dan jarang meninggalkan
aftertaste pahit seperti halnya sakarin dan K-acesulfame (akan dibahas di
bagian kelima). Siklamat sering digunakan dalam kombinasi dengan pemanis buatan
lainnya, terutama sakarin (dalam campuran siklamat – sakarin dalam perbandingan
10:1).
Siklamat disebut xenobiotik karena mengandung senyawa yang di dalam tubuh diurai
menjadi komponen asing yang tak dimetabolisme untuk menghasilkan kalori dan
bukan merupakan struktural dari tubuh. Tak heran bila sakarin dan siklamat
memiliki aftertaste (rasa ikutan) pahit. Rasa pahit ini, kata Lanny, didapat
dari bahan yang tidak dapat dimetabolisme oleh tubuh.
Siklamat
adalah pemanis buatan yang cukup murah. Memiliki rasa manis 30-50 kali gula
pasir, dan jarang meninggalkan aftertaste pahit seperti halnya sakarin dan K-acesulfame
(akan dibahas di bagian kelima). Siklamat sering digunakan dalam kombinasi
dengan pemanis buatan lainnya, terutama sakarin (dalam campuran siklamat –
sakarin dalam perbandingan 10:1).
Dari segi
strukturnya, siklamat merupakan garam kalsium atau natrium dari asam
sikloheksansulfamat. Siklamat dapat disintesis dengan reaksi sulfonasi terhadap
sikloheksilamin, baik oleh asam sulfamat maupun sulfurtrioksida. Siklamat tidak
rusak jika mengalami pemanasan.
Seperti
pemanis buatan lainnya, siklamat sebagai pemanis ditemukan secara tidak
sengaja. Michael Sveda dari University of Illinois menemukan siklamat saat
berusaha mensintesis obat antipiretik, pada tahun 1937. Siklamat diperkenalkan
secara luas pada tahun 1950. Penggunaan siklamat pada awalnya hanya ditujukan
untuk industri obat, yaitu untuk menutupi rasa pahit dari zat aktif obat
seperti antibiotik dan pentobarbital. Setelah dinyatakan aman pada tahun 1958,
siklamat semakin dikenal sebagai pemanis buatan yang rendah kalori. Karena itu
siklamat, baik dalam bentuk padat maupun cair, dianggap cocok untuk penderita
diabetes melitus. Namun keadaan ini tidak bertahan lama. Pada tahun 1969,
Amerika Serikat menarik peredaran siklamat dari pasaran dan industri makanan
secara total. Inggris juga menarik peredaran siklamat pada tahun 1970.
Laboratorium Abbott telah beberapa kali berusaha agar pelarangan peredaran
siklamat dicabut oleh US FDA (Food and Drug Administration), namun sampai sekarang tidak
berhasil. Saat ini, siklamat masih disetujui penggunaannya di lebih dari 50
negara, termasuk Inggris.
Penggunaan
sakarin dan siklamat sebagai zat pemanis makanan dari beberapa penelitian
ternyata dapat menimbulkan karsinogen. Dari hasil uji coba menunjukkan bahwa
meningkatnya tumor kandung kemih pada tikus melibatkan pemberian dosis
kombinasi sakarin dan siklamat dengan perbandingan 1: 9.
Siklamat
yang memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan enak rasanya tanpa rasa pahit
walaupun tidak berbahaya dan digunakan secara luas dalam makanan dan minuman
selama bertahun-tahun, keamanannya mulai diragukan karena dilaporkan dari hasil
penelitian pada tahun 1969 bahwa siklamat dapat menyebabkan timbulnya kankaer
kandung kemih pada tikus yang diberi ransum siklamat. Hasil metabolisme
siklamat yaitu sikloheksilamina mempunyai sifat karsinogenik. Tingkat peracunan
siklamat melalui mulut pada tikus percobaan yaitu LD50 (50% hewan percobaan
mati) sebesar 12,0 g/kg berat badan. Penelitian lain menunjukkan bahwa siklamat
dapat menyebabkan atropi yaitu terjadinya pengecilan testicular dan kerusakan
kromosom.
Pada
penelitian lainnya menunjukkan bahwa siklamat terbukti tidak bersifat
karsinogen dan uji mutagenisitas jangka pendek tidak membuahkan hasil yang
konsisten. Hal ini menyebabkan siklamat di beberapa negara diizinkan kembali
penggunaannya, kecuali negara Amerika Serikat tidak mengizinkan penggunaan
siklamat sebagai zat tambahan makanan.
Di
Indonesia menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 722/Menkes/Per/1X/88 kadar
maksimum asam siklamat yang diperbolehkan dalam makanan berkalori rendah dan
untuk penderita diabetes melitus adalah 3 g/kg bahan makanan/minuman. Menurut
WHO batas konsumsi harian siklamat yang aman (ADI) adalah 11 mg/kg berat badan.
Sedangkan pemakaian sakarin menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No
208/Menkes/Per/1V/85 tentang pemanis buatan dan Peraturan Menteri Kesehatan RI
No 722/Menkes/Per/1X/88 tentang bahan tambahan pangan, menyatakan bahwa pada
makanan atau minuman olahan khusus yaitu berkalori rendah dan untuk penderita
penyakit diabetes melitus kadar maksimum sakarin yang diperbolehkan adalah 300
mg/kg.
Aditif
makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan
sengaja ke dalam makanan
dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa,
tekstur, flavor dan
memperpanjang daya simpan.Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein,
mineral
dan vitamin
Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman dahulu. Bahan aditif
makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan atau sintetis.
Bahan
tambahan makanan adalah bahan yang bukan secara alamiah merupakan bagian dari
bahan makanan, tetapi terdapat dalam bahan makanan tersebut karena perlakuan
saat pengolahan, penyimpanan atau pengemasan.
Agar
makanan yang tersaji tersedia dalam bentuk yang lebih menarik, rasa enak, rupa dan konsistensinya baik serta awet maka sering dilakukan penambahan
bahan tambahan makanan yang sering disebut zat aditif kimia (food
aditiva). Adakalanya makanan yang tersedia tidak mempunyai bentuk yang
menarik meskipun kandungan gizinya tinggi.
Siklamat
memiliki nama dagang yang dikenal sebagai Assugrin, Sucaryl, dan Sugar Twin dan
Weight Watchers.siklamat lebih banyak digunakan oleh produsen tingkat industri
besar, disebabkan sifatnya yang tidak menimbulkan ‘after taste’ pahit serta
sifatnya yang mudah larut dan tahan panas, sehingga banyak digunakan terutama
dalam produk-produk minuman ringan.
Batas
maksimum penggunaan siklamat menurut ADI (acceptable daily intkae) yang
dikeluarkan oleh FAO ialah 500 - 3000 ppm. Level yang aman untuk penggunaan
pemanis buatan hanya 45 persen nilai ADI. Siklamat pada manusia mempunyai nilai
ADI maksimun 11 mg/kg berat badan (BB). Jadi kalau pada anak ditemukan siklamat
240 persen ADI, berarti kandungan pemanis buatan itu sudah mencapai 240
persen/0,45 = 533,3 persen. Jika dikonversikan, berarti kandungan siklamat
sebesar 5,333 x 11 mg/kg = 58,63 mg/kg BB Siklamat merupakan pemanis
non-nutritif lainnya yang tidak kalah populer. Tingkat kemanisan siklamat
adalah 30 kali lebih manis daripada gula dan siklamat tidak memberikan
after-taste seperti halnya sakarin. Meskipun demikian, rasa manis yang
dihasilkan oleh siklamat tidak terlalu baik (smooth) jika dibandingkan dengan
sakarin. Siklamat diperjual belikan dalam bentuk garam Na atau Ca-nya. Siklamat
dilarang penggunaannya di Amerika serikat, Kanada, dan Inggris sejak tahun
1970-an karena produk degradasinya (sikloheksil amina) bersifat karsinogenik.
Meskipun demikian, penelitian yang mendasari pelarangan penggunaan siklamat
banyak mendapat kritik karena silamat digunakan pada tingkat yang sangat tinggi
dan tidak mungkin terjadi dalam praktek sehari-hari. Oleh karena itu, FAO/WHO
masih memasukkan siklamat sebagai BTM yang diperbolehkan.
Siklamat
sekarang sudah jarang ditemukan dalam produk minuman. Siklamat dapat ditemukan
sebagai pemanis dalam Coca Cola Zero (hanya pada produk yang beredar di Jerman,
Austria, Yunani, Spanyol, Venezuela, Brazil, dan beberapa negara Eropa timur)
dan Coca
Cola Light.
Siklamat
ditarik pada bulan Oktober 1969 karena keamanannya yang tidak jelas. Pada tahun
1966 dilaporkan bahwa flora bakteri tertentu di usus mampu mendesulfonasi
siklamat kembali ke bentuk asalnya, yaitu sikloheksilamin. Sikloheksilamin
dapat menyebabkan keracunan kronik pada hewan. Selain itu, konsumsi campuran
siklamat dan sakarin pada hewan meningkatkan risiko kanker empedu. Pernah juga
dilaporkan, siklamat dapat menyebabkan atrofi testis dan gangguan fungsi
vesikel seminalis; namun bukti nyatanya tidak jelas.
Siklamat adalah salah satu jenis pemanis buatan yang cukup populer di
Indonesia. Siklamat pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Michael Sveda dan
Ludwig Audrieth dari University of Illinois pada tahun
1937. Pemanis buatan jenis siklamat merupakan garam natrium dari asam siklamat.
Siklamat mempunyai sifat sangat mudah larut dalam air dan mempunyai tingkat
kemanisan 30 kali dari gula. Rumus molekul siklamat adalah C6H11NHSO3Na. Rasa
manis siklamat masih dapat dirasakan pada tingkat pengenceran 1 : 10 ( dalam
liter ). Nama lain siklamat dalam perdagangan dikenal dengan sebutan antara
lain: Assugrin, Sucaril dan Sucrosa
(Indriasari, 2008).
Pemanis buatan dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan manusia. Efek
negatif tidak langsung seketika terjadi pada manusia tetapi
membutuhkan waktu lama karena terus berakumulasi di dalam tubuh manusia. Efek
negatif tersebut antara lain: dapat merangsang pertumbuhan kanker
kandung kemih, alergi, bingung, diare, hipertensi, impotensi, iritasi,
insomnia, kehilangan daya ingat, migrain dan sakit kepala. Selain itu
efek negatif pemanis buatan bagi anak-anak adalah merangsang keterbelakangan
mental; hal ini terjadi karena otak masih dalam tahap perkembangan dan proses
terakumulasi pemanis buatan pada jaringan syaraf (Indoforum, 2008).
Siklamat
merupakan salah satu zat pemanis non nutritif hasil sintesis dari reaksi kimia.
siklamat terdapat dalam dua macam yaitu asam dan garamnya . Natrium siklamat
adalah bentuk garam yang sering digunakan sebagai pemanis sintetik.
Sejarah
Seperti pemanis buatan lainnya, siklamat sebagai pemanis ditemukan secara tidak sengaja. Michael Sveda dari University of Illinois menemukan siklamat saat berusaha mensintesis obat antipiretik, pada tahun 1937. Siklamat diperkenalkan secara luas pada tahun 1950. Penggunaan siklamat pada awalnya hanya ditujukan untuk industri obat, yaitu untuk menutupi rasa pahit dari zat aktif obat seperti antibiotik dan pentobarbital. Setelah dinyatakan aman pada tahun 1958, siklamat semakin dikenal sebagai pemanis buatan yang rendah kalori. Karena itu siklamat, baik dalam bentuk padat maupun cair, dianggap cocok untuk penderita diabetes melitus. Namun keadaan ini tidak bertahan lama. Pada tahun 1969, Amerika Serikat menarik peredaran siklamat dari pasaran dan industri makanan secara total. Inggris juga menarik peredaran siklamat pada tahun 1970. Laboratorium Abbott telah beberapa kali berusaha agar pelarangan peredaran siklamat dicabut oleh US FDA (Food and Drug Administration), namun sampai sekarang tidak berhasil. Saat ini, siklamat masih disetujui penggunaannya di lebih dari 50 negara, termasuk Inggris.
Seperti pemanis buatan lainnya, siklamat sebagai pemanis ditemukan secara tidak sengaja. Michael Sveda dari University of Illinois menemukan siklamat saat berusaha mensintesis obat antipiretik, pada tahun 1937. Siklamat diperkenalkan secara luas pada tahun 1950. Penggunaan siklamat pada awalnya hanya ditujukan untuk industri obat, yaitu untuk menutupi rasa pahit dari zat aktif obat seperti antibiotik dan pentobarbital. Setelah dinyatakan aman pada tahun 1958, siklamat semakin dikenal sebagai pemanis buatan yang rendah kalori. Karena itu siklamat, baik dalam bentuk padat maupun cair, dianggap cocok untuk penderita diabetes melitus. Namun keadaan ini tidak bertahan lama. Pada tahun 1969, Amerika Serikat menarik peredaran siklamat dari pasaran dan industri makanan secara total. Inggris juga menarik peredaran siklamat pada tahun 1970. Laboratorium Abbott telah beberapa kali berusaha agar pelarangan peredaran siklamat dicabut oleh US FDA (Food and Drug Administration), namun sampai sekarang tidak berhasil. Saat ini, siklamat masih disetujui penggunaannya di lebih dari 50 negara, termasuk Inggris.
Penggunaan
Siklamat sekarang sudah jarang ditemukan dalam produk minuman. Siklamat dapat ditemukan sebagai pemanis dalam Coca Cola Zero (hanya pada produk yang beredar di Jerman, Austria, Yunani, Spanyol, Venezuela, Brazil, dan beberapa negara Eropa timur) dan Coca Cola Light.
Keamanan
Siklamat ditarik pada bulan Oktober 1969 karena keamanannya yang tidak jelas. Pada tahun 1966 dilaporkan bahwa flora bakteri tertentu di usus mampu mendesulfonasi siklamat kembali ke bentuk asalnya, yaitu sikloheksilamin. Sikloheksilamin dapat menyebabkan keracunan kronik pada hewan. Selain itu, konsumsi campuran siklamat dan sakarin pada hewan meningkatkan risiko kanker empedu. Pernah juga dilaporkan, siklamat dapat menyebabkan atrofi testis dan gangguan fungsi vesikel seminalis; namun bukti nyatanya tidak jelas.
Penggunaan sakarin dan siklamat sebagai zat pemanis makanan dari beberapa penelitian ternyata dapat menimbulkan karsinogen. Dari hasil uji coba menunjukkan bahwa meningkatnya tumor kandung kemih pada tikus melibatkan pemberian dosis kombinasi sakarin dan siklamat dengan perbandingan 1: 9.Siklamat yang memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan enak rasanya tanpa rasa pahit walaupun tidak berbahaya dan digunakan secara luas dalam makanan dan minuman selama bertahun-tahun, keamanannya mulai diragukan karena dilaporkan dari hasil penelitian pada tahun 1969 bahwa siklamat dapat menyebabkan timbulnya kankaer kandung kemih pada tikus yang diberi ransum siklamat. Hasil metabolisme siklamat yaitu sikloheksilamina mempunyai sifat karsinogenik. Tingkat peracunan siklamat melalui mulut pada tikus percobaan yaitu LD50 (50% hewan percobaan mati) sebesar 12,0 g/kg berat badan. Penelitian lain menunjukkan bahwa siklamat dapat menyebabkan atropi yaitu terjadinya pengecilan testicular dan kerusakan kromosom.
Siklamat sekarang sudah jarang ditemukan dalam produk minuman. Siklamat dapat ditemukan sebagai pemanis dalam Coca Cola Zero (hanya pada produk yang beredar di Jerman, Austria, Yunani, Spanyol, Venezuela, Brazil, dan beberapa negara Eropa timur) dan Coca Cola Light.
Keamanan
Siklamat ditarik pada bulan Oktober 1969 karena keamanannya yang tidak jelas. Pada tahun 1966 dilaporkan bahwa flora bakteri tertentu di usus mampu mendesulfonasi siklamat kembali ke bentuk asalnya, yaitu sikloheksilamin. Sikloheksilamin dapat menyebabkan keracunan kronik pada hewan. Selain itu, konsumsi campuran siklamat dan sakarin pada hewan meningkatkan risiko kanker empedu. Pernah juga dilaporkan, siklamat dapat menyebabkan atrofi testis dan gangguan fungsi vesikel seminalis; namun bukti nyatanya tidak jelas.
Penggunaan sakarin dan siklamat sebagai zat pemanis makanan dari beberapa penelitian ternyata dapat menimbulkan karsinogen. Dari hasil uji coba menunjukkan bahwa meningkatnya tumor kandung kemih pada tikus melibatkan pemberian dosis kombinasi sakarin dan siklamat dengan perbandingan 1: 9.Siklamat yang memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan enak rasanya tanpa rasa pahit walaupun tidak berbahaya dan digunakan secara luas dalam makanan dan minuman selama bertahun-tahun, keamanannya mulai diragukan karena dilaporkan dari hasil penelitian pada tahun 1969 bahwa siklamat dapat menyebabkan timbulnya kankaer kandung kemih pada tikus yang diberi ransum siklamat. Hasil metabolisme siklamat yaitu sikloheksilamina mempunyai sifat karsinogenik. Tingkat peracunan siklamat melalui mulut pada tikus percobaan yaitu LD50 (50% hewan percobaan mati) sebesar 12,0 g/kg berat badan. Penelitian lain menunjukkan bahwa siklamat dapat menyebabkan atropi yaitu terjadinya pengecilan testicular dan kerusakan kromosom.
Pada penelitian lainnya menunjukkan bahwa siklamat terbukti tidak bersifat karsinogen dan uji mutagenisitas jangka pendek tidak membuahkan hasil yang konsisten. Hal ini menyebabkan siklamat di beberapa negara diizinkan kembali penggunaannya, kecuali negara Amerika Serikat tidak mengizinkan penggunaan siklamat sebagai zat tambahan makanan.
Di Indonesia menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 722/Menkes/Per/1X/88 kadar maksimum asam siklamat yang diperbolehkan dalam makanan berkalori rendah dan untuk penderita diabetes melitus adalah 3 g/kg bahan makanan/minuman. Menurut WHO batas konsumsi harian siklamat yang aman (ADI) adalah 11 mg/kg berat badan. Sedangkan pemakaian sakarin menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 208/Menkes/Per/1V/85 tentang pemanis buatan dan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 722/Menkes/Per/1X/88 tentang bahan tambahan pangan, menyatakan bahwa pada makanan atau minuman olahan khusus yaitu berkalori rendah dan untuk penderita penyakit diabetes melitus kadar maksimum sakarin yang diperbolehkan adalah 300 mg/kg.
Struktur Siklamat
Dari segi strukturnya, siklamat
merupakan garam kalsium atau natrium dari asam sikloheksansulfamat. Siklamat
dapat disintesis dengan reaksi sulfonasi terhadap sikloheksilamin, baik oleh
asam sulfamat maupun sulfurtrioksida. Siklamat tidak rusak jika mengalami
pemanasan.
Struktur kimia siklamatr:
2.4.2 Batas Maksimum Penggunaan Siklamat
Menurut PERMENKES R
o.7/Menkes/pPer/IX/1988 tentang bahan Tambahan Makanan, Batas maksimum
penggunaan siklamat adalah sebagai berikut :
No
|
Jenis /Bahan Makanan
|
Batas Maksimum Penggunaan Siklamat
|
1
|
Permen Karet
|
500 mg/Kg dihitung sebagai asam
siklamat
|
2
|
Permen
|
1 mg/Kg dihitung sebagai asam
siklamat
|
3
|
Saus
|
3 mg/Kg dihitung sebagai asam
siklamat
|
4
|
Eskrim dan sejenisnya
|
2 mg/Kg dihitung sebagai asam
siklamat
|
5
|
Es lilin
|
3 mg/Kg dihitung sebagai asam
siklamat
|
6
|
Jem dan jeli
|
2 mg/Kg dihitung sebagai asam
siklamat
|
7
|
Minuman Ringan
|
3 mg/Kg dihitung sebagai asam
siklamat
|
8
|
Minuman Yoghurt
|
3 mg/Kg dihitung sebagai asam
siklamat
|
9
|
Minuman fermentasi
|
500 mg/Kg dihitung sebagai asam
siklamat
|
(Depkes RI, 1988)
Batas maksimum penggunaan siklamat menurut ADI (acceptable
daily intkae) yang dikeluarkan oleh FAO ialah 500 - 3000 ppm. Level yang aman
untuk penggunaan pemanis buatan hanya 45 persen nilai ADI. Siklamat pada
manusia mempunyai nilai ADI maksimun 11 mg/kg berat badan (BB). Jadi kalau pada
anak ditemukan siklamat 240 persen ADI, berarti kandungan pemanis buatan itu
sudah mencapai 240 persen/0,45 = 533,3 persen. Jika dikonversikan, berarti
kandungan siklamat sebesar 5,333 x 11 mg/kg = 58,63 mg/kg BB Siklamat merupakan
pemanis non-nutritif lainnya yang tidak kalah populer. Tingkat kemanisan
siklamat adalah 30 kali lebih manis daripada gula dan siklamat tidak memberikan
after-taste seperti halnya sakarin. Meskipun demikian, rasa manis yang
dihasilkan oleh siklamat tidak terlalu baik (smooth) jika dibandingkan dengan
sakarin. Siklamat diperjual belikan dalam bentuk garam Na atau Ca-nya. Siklamat
dilarang penggunaannya di Amerika serikat, Kanada, dan Inggris sejak tahun
1970-an karena produk degradasinya (sikloheksil amina) bersifat karsinogenik.
Meskipun demikian, penelitian yang mendasari pelarangan penggunaan siklamat
banyak mendapat kritik karena silamat digunakan pada tingkat yang sangat tinggi
dan tidak mungkin terjadi dalam praktek sehari-hari. Oleh karena itu, FAO/WHO
masih memasukkan siklamat sebagai BTM yang diperbolehkan.
Hasil metabolisme dari siklamat yaitu senyawa sikloheksamina merupakan senyawa karsinogen[2], pembuangan sikloheksamina melalui urin dapat merangsang tumbuhnya tumor kandung kemih pada tikus.
Hasil metabolisme dari siklamat yaitu senyawa sikloheksamina merupakan senyawa karsinogen[2], pembuangan sikloheksamina melalui urin dapat merangsang tumbuhnya tumor kandung kemih pada tikus.
Toksisitas Siklamat
Kontroversi penggunaan siklamat baru
muncul pada tahun 1969. Ketika itu, FDA menemukan bukti bahwa campuran siklamat
dan sakarin dapat menyebabkan kanker kandung kemih, mutasi, cact lahir, dan
gangguan saluran testis (Testicularis demage) pada hewan. Akhirnya FDA pada
tahun itu juga melarang penggunaan siklamat .
siklamat pada dasarnya hanya boleh digunakan atau
dikonsumsi khusus untuk penderita diabetes (kencing manis), sedangkan untuk
makanan dan minuman konsumsi untuk anak- anak dan bukan penderita diabetes
tidak diperbolehkan.
Siklamat berbahaya
karena hasil metabolismenya yaitu sikloheksilamin bersifat karsinogenik
sehingga ekskresi lewat urine dapat merangsang pertumbuhan tumor pada kandung
kemih tikus. tumor ditemukan terdapat pada saluran kandung kemih tikus yang
diberi dosis sikloheksilamin (125 mg/kg per hari ) melalui makanan selama 78
minggu.
Sumber :
http://sujarwowahyu.wordpress.com/aspartame-sakarin-dan-siklamat/http://futurefoodscientist.blogspot.com/2010/06/pemanis-buatan-siklamat.html
http://hnz11.wordpress.com/2009/05/27/siklamat/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/zat-aditif/sakarin-dan-siklamat/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/zat-aditif/sakarin-dan-siklamat/